11 Prinsip Pendidikan Pesantren Temulus

   Sebagai orang tua yang sayang terhadap buah hatinya, pastinya kita menginginkan sang buah hati kita kelak menjadi generasi yang memberikan manfaat bagai agama, nusa dan bangsa, terlebih mampu membawa nama baik orang tua atau istilah jawanya populer dengan sebutan "Junjung Duwur Mendem Jero".
   Untuk mewujudkan hal tersebut, kita sebagai orang tua harus pintar-pintar (selektif) dalam memenuhi kebutuhan anak kita, terlebih kebutuhan akan pendidikan putra-putri kita. Dalam memilih sekolah untuk putra-putri kita, orang tua harus mempelajari karakteristik dari setiap sekolah yang diinginkan. Karena apa, 60 % karakter anak dipengaruhi oleh lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang kondusif dan terkontrol sangat pas untuk mewadahi putra-putri kita dalam mengasah karakter mereka.
   Penulis menghadirkan 11 prinsip pendidikan kepesantrenan yang dijadikan latar belakang proses pendidikan di Pondok Pesantren Temulus. Hal ini merupakan salah satu upayaPondok Pesantren Temulus dalam mengasah karakter siswa/ santri serta unggul dalam IPTEK dan IMTAQ. Prinsip-prinsip itu antara lain :
  1. TEOSENTRIS, artinya, sistem pendidikan Pesantren mendasarkan falsafah pendidikannya pada falsafah Teosentris. Falsafah ini di bangun di atas pola pandang bahwa “Semua kejadian itu berasal, berproses, dan kembali kepada

    kebenaran Tuhan dan konsep Fithrah dalam Islam. Oleh karena itu, semua aktifitas di pesantren di pandang sebagai IBADAH dan sebagai bagian INTEGRAL  dari totalitas kehidupan manusia. Sehingga belajar di pesantren tidak di pandang sebagai “ALAT”,melainkan di pandang sebagai “TUJUAN”
  2. IKHLAS DALAM PENGABDIAN, Prinsip kedua ini berangkat dari pandangan bahwa seluruh kegiatan di Pesantren adalah manifestasi IBADAH, maka, penyelenggaraan dan pelaksanaan sistem di Pesantren di laksanakan atas dasar KEIKHLASAN dalam rangka pengabdian kepada sesama yang merupakan bagian dari IBADAH kepada Allah Swt.
  3. KE-ARIFAN, Yakni, bersifat, bersikap dan berperilaku sabar, rendah diri, rendah hati, berkepribadian taat, patuh pada ketentuan ketentuan hukum, patuh pada orang tua, guru, dan orang yang di tuakan, tidak merugikan orang
    lain, dan selalu berfikir bagaimana dapat berbuat dan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang. Inilah Prinsip yang di tekankan dan di ajarkan dalam kehidupan di Pesantren dalam rangka mewujudkan KE-ARIFAN.
  4. KESEDERHANAAN, inilah salah satu nilai luhur yang di junjung tinggi di Pesantren,untuk di jadikan pedoman perilaku bagi warganya (Santri). KESEDERHANAAN yang di maksud di sini bukanlah yang identik dengan Kemiskinan, tetapi prinsip Kesederhanaan yang di maksud adalah kemampuan bersikap dan berfikir wajar, realistis, proporsional dan tidak tinggi hati.
  5. KOLEKTIFITAS, Pesantren menekankan pentingnya sebuah prinsip Kolektifitas atau KEBERSAMAAN. Implikasi dari prinsip ini adalah berlakunya pemahaman bahwa “Dalam hal HAK, harus mendahulukan hak atau kepentingan orang lain. Sedangkan dalam hal KEWAJIBAN, harus mendahulukan kewajibannya sendiri terlebih dahulu sebelum oang lain”.
  6. KEBEBASAN TERPIMPIN, Prinsip ini di amalkan betul oleh Pesantren di dalam menjalankan kebijakan kebijakan pendidikannya.
  7. KEMANDIRIAN, Prinsip ini nampak jelas dalam dinamika kehidupan Pesantren. Sikap ini dapat di saksikan dari aktifitas santri di dalam mengatur dan bertanggung jawab atas keperluannya sendiri.
  8. PENGAMALAN AJARAN AGAMA, Sebagaimana di sebutkan di atas, Pesantren sangat mementingkan pengamalan ajaran Agama dalam kehidupan sehari hari, sehingga kehidupannya selalu berada dalam rambu rambu hukum Agama.
  9. MENCARI ILMU, Prinsip ini di junjung setinggi tingginya oleh Pesantren. Pesantren adalah tempat mencari Ilmu dan tempat pengabdian. Ilmu yang di maksudkan adalah bersifat “suci” dan tidak terpisahkan dari bagian Agama.
  10. TIDAK BERORIENTASI IJAZAH, Keberhasilan tidak di ukur dengan IJAZAH yang di tandai dengan angka angka, tetapi di nilai dan di ukur dengan prestasi kerja yang di akui oleh masyarakat dan manfaatnya di rasakan oleh sesama.
  11. RESTU KYAI, Prinsip ini bagian dari adab yang di pegang erat oleh warga Pesantren, baik ketika masih di dalam sistem Pesantren ataupun ketika hendak “boyong” (menyudahi proses belajar / ngajinya di Pesantren), bahkan dalam kegiatan kegiatan tertentu Pasca Pesantren.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelajaran Bijak Dari Kisah Kyai Dan Santrinya